Matahari
boleh saja memerah kala hari senja
Memendarkan
cahayanya yang tak lagi segarang tadi siang
Tapi
kerinduan itu masih menyala,
dipeliharanya
dari hari ke hari
Disulutnya
sampai ke urat nadi
Tak
seperti matahari yang enggan bertahan
Pelan-pelan
ia malah hendak tenggelam ditelan lautan selatan
Lautan
sendu
Laut
tempat ibu tua itu terduduk di atas batu pinggir pantainya
Sejauh
pandangan, hanya cakrawala di ujung batas
Ombak-ombak
bergulung umpama kuas yang menyapu pasir putih sebagai kanvas
Lalu
dilihatnya orang Minang singgah di pesisir
Mengakhiri
perjalanan hari panjangnya
Memulai
perantauan hari barunya
Dalam
keheningan senja yang memekakkan itu,
didengarnya
induk camar memekik-mekik menyuruh anaknya kembali ke sarang
Dalam
keheningan senja yang memekakkan itu,
ia
masih menunggu ketika matahari mulai redup
No comments:
Post a Comment