Friday, March 4, 2016

Metanoia #5



“Jika kamu pikir tak ada ruang sama sekali bagi setiap probabilitas, semustahil apapun itu, dalam plot perjalanan semesta yang amat, teramat, sangat misterius ini, kamu perlu membuka ingatan dan melihat masa lalu.
 
Kurang mustahil apa lagi kehancuran kebesaran maha diraja Fir’aun –yang dengan segala keperkasaan dan kelimpahan kekayaan negerinya itu, jatuh oleh seorang anak lelaki –yang setelah mendengar pemberitaan dari ramalan mimpinya tentang keruntuhan negerinya, Fir’aun sangat mengupayakan untuk menjauhi, menghindari, melenyapkan, dan membunuh setiap kemungkinan anak lelaki yang dimaksudkan oleh mimpinya itu namun justru diskenariokan mendekat dengannya? 

Tak mencengangkan apa lagi kisah pemindahan istana ratu Saba –peristiwa yang segala entitas, benda dan pergerakannya oleh Tuhan tidak diperkenankan untuk tunduk pada hukum-hukum dan sifat-sifat dimensi materi, yang konon oleh Asif bin Barkhiya –sosok manusia belaka, mampu mempecundangi Ifrit dengan tidak memerlukan interval yang melebihi kedipan mata Sulaiman dalam memindahkan entitas tersebut ke segala arah?

Tidak mengejutkan bagaimana lagi kemenangan prajurit yang berjumlah 313 personil  –bahkan dari sudut pandang seni perang dan teori militer mana pun, yang tanpa menghinakan diri bertempur demi supremasi duniawi, justru dapat menembus dan menaklukan pertahanan lawan yang berjumlah dua, tiga, atau entah berapa kali lipat lebih banyak itu?

Jika kamu dihinggapi keraguan tentang tak ada ruang sama sekali untuk setiap probabilitas, semustahil apapun itu, di alur perencanaan Tuhan yang amat, teramat, sangat misterius dan indah ini,

berhentilah bertanya, dan percayalah pada jalanmu. ”

No comments:

Post a Comment