Monday, March 10, 2014

Beautiful Nightmare

Tadi malam saya bermimpi saya mati. Mimpi yang aneh (iya, saya tahu mimpi tidak ada yang tidak aneh). Tapi tidak ada mimpi yang saya ingat yang lebih ganjil dari mimpi semalam. Bukan karena mimpinya keterlaluan tidak logis, seperti mimpi-mimpi saya biasanya dimana saya sering bertemu orang-orang yang saya tidak yakin pernah mengenalnya dan setting tempat yang entah berada di mana, tetapi karena mimpi saya semalam sangat-sangat kontradiktif.

Biasanya dalam mimpi kita melihat dari sudut pandang orang ketiga. Walaupun saya bisa melihat diri saya disana, tapi saya juga merasa posisi saya sebagai tokoh utama disana. Sangat sulit menceritakan ulang sebuah mimpi. Tapi kira-kira ceritanya begini.

Settingnya berada di rumah. Tiba-tiba saya mati. Selanjutnya yang saya tahu, keluarga saya berduka tetapi saya justru merasa sangat bahagia. Saya tidak ingat apa yang selanjutnya terjadi, angan saya serasa melayang. Walaupun kenyataannya saya mati dalam dunia mimpi tapi saya bisa merasakan sensasi ketenangan. Saya merasakan emosi itu begitu nyata. Mungkin tidak ada kata yang paling representatif untuk menjelaskannya, tapi itu sejenis perasaan aneh yang serupa dengan ketika kita kembali ke tempat tidur setelah melewati hari dengan beban tugas terberat dalam hidup. Lepas dan lega. Sampai saya terjaga dari tidur saya masih merasakan sensasi itu.

Saya ingat kata seorang teman “konon kalo kita mimpi seseorang meninggal, itu artinya seseorang itu akan panjang umur”. Itu terdengar oxymoron bagi saya. Saya pikir, mimpi adalah citra yang melibatkan visi dan emosi yang dihasilkan oleh aktivitas pikiran ketika kita tertidur. Meminjam istilah seorang kawan-- mimpi adalah sejenis manifestasi dari kecemasan, harapan, dan berbagai ide dan emosi manusia yang tervisualisasikan dalam alam khayal. Ketika itu saya diam. Bagaimana mungkin visi alam bawah sadar saya mengatakan bahwa saya meninggal tetapi juga berarti saya akan hidup lebih lama.

Saya bukan jenis orang yang percaya bahwa mimpi berkorelasi dengan apa yang disebut oleh manusia sebagai firasat. Beberapa mungkin terlalu dimaknai penting, pada kenyataannya mimpi hanyalah produk kreativitas otak yang mewarnai tidur kita. Tapi mimpi semalam benar-benar membahagiakan.

No comments:

Post a Comment