Tadi
malam saya bermimpi saya mati. Mimpi yang aneh (iya, saya tahu mimpi tidak ada
yang tidak aneh). Tapi tidak ada mimpi yang saya ingat yang lebih ganjil dari
mimpi semalam. Bukan karena mimpinya keterlaluan tidak logis, seperti
mimpi-mimpi saya biasanya dimana saya sering bertemu orang-orang yang saya
tidak yakin pernah mengenalnya dan setting tempat yang entah berada di mana,
tetapi karena mimpi saya semalam sangat-sangat kontradiktif.
Biasanya
dalam mimpi kita melihat dari sudut pandang orang ketiga. Walaupun saya bisa
melihat diri saya disana, tapi saya juga merasa posisi saya sebagai tokoh utama
disana. Sangat sulit menceritakan ulang sebuah mimpi. Tapi kira-kira ceritanya
begini.
Settingnya
berada di rumah. Tiba-tiba saya mati. Selanjutnya yang saya tahu, keluarga saya
berduka tetapi saya justru merasa sangat bahagia. Saya tidak ingat apa yang
selanjutnya terjadi, angan saya serasa melayang. Walaupun kenyataannya saya
mati dalam dunia mimpi tapi saya bisa merasakan sensasi ketenangan. Saya
merasakan emosi itu begitu nyata. Mungkin tidak ada kata yang paling
representatif untuk menjelaskannya, tapi itu sejenis perasaan aneh yang serupa
dengan ketika kita kembali ke tempat tidur setelah melewati hari dengan beban
tugas terberat dalam hidup. Lepas dan lega. Sampai saya terjaga dari tidur saya
masih merasakan sensasi itu.
Saya
ingat kata seorang teman “konon kalo kita mimpi seseorang meninggal, itu
artinya seseorang itu akan panjang umur”. Itu terdengar oxymoron bagi saya.
Saya pikir, mimpi adalah citra yang melibatkan visi dan emosi yang dihasilkan
oleh aktivitas pikiran ketika kita tertidur. Meminjam istilah seorang kawan--
mimpi adalah sejenis manifestasi dari kecemasan, harapan, dan berbagai ide dan
emosi manusia yang tervisualisasikan dalam alam khayal. Ketika itu saya diam.
Bagaimana mungkin visi alam bawah sadar saya mengatakan bahwa saya meninggal
tetapi juga berarti saya akan hidup lebih lama.
Saya
bukan jenis orang yang percaya bahwa mimpi berkorelasi dengan apa yang disebut
oleh manusia sebagai firasat. Beberapa mungkin terlalu dimaknai penting, pada
kenyataannya mimpi hanyalah produk kreativitas otak yang mewarnai tidur kita.
Tapi mimpi semalam benar-benar membahagiakan.
No comments:
Post a Comment