Dua minggu yang lalu saya dan seorang kawan melakukan perjalanan impulsif. Saking impulsifnya bahkan dengan tanpa persiapan dan perencanaan spesifik. Melalui jalur darat, perjalanan dari Lampung menuju Kediri memakan waktu yang cukup lama. Meski tujuan jelas, tetapi akan menjadi merepotkan jika tanpa konsep terencana ala manusia modern bernama itinerary. Dan karena minim informasi sekaligus serba mendadak, kami sukses tertimpa serangkaian peristiwa semi krusial di jalan.
Inisiatif
semula hanyalah mengisi waktu liburan, dan setelah berbagai macam diskusi maka
dipilihlah Kampung Inggris sebagi destinasi. Setelah melewati serangkaian
peristiwa melelahkan, pada minggu pagi kami sampai di office Mr.Bob Pare, Kediri.
Dulu,
saya ingat saat pertama kali mendengar tentang Kampung Inggris, hal pertama
yang terbayang adalah sebuah desa (dalam arti harfiah) sebagai sebuah area
pengembangan kursus bahasa Inggris dengan keindahan alam yang memiliki banyak
pengunjung dimana mereka akan berbicara berbahasa Inggris dimana pun.
Tetapi
ternyata ekspektasi saya salah, tidak ada bukit-bukit dan sungai yang mengalir
disana. Tetapi sepenuhnya tidak mengecewakan, justru Kampung Inggris
menyuguhkan hal yang berbeda. Kampung Inggris memiliki lingkungan yang baik.
Tempat yang tepat--dengan segala akses dan fasilitasnya, untuk meningkatkan
keterampilan berbahasa. Dan tentu saja, berlibur di sana memiliki banyak
manfaat dari segi kompetensi dan pergaulan. Karena kalian akan berada dalam
sebuah komunitas yang memiliki motivasi yang sama, belajar! Selain itu, bertemu
kawan-kawan baru –dari latar belakang berbeda, adalah bonus.
Jika
dilihat secara administratif, Kampung Inggris terletak di kecamatan Pare dengan
beberapa desa yang berpotensi sebagai area pengembangan kursus Bahasa Inggris,
terutama Desa Pelem dan Tulungrejo. Selanjutnya, orang-orang menyebut Kampung
Inggris untuk merujuk kepada Pare. Dan sebagai efek dari pengembangan bimbingan
belajar ini, banyak bermunculan tempat penginapan dan kost yang menampung
pelajar dengan harga yang bervariasi.
“Spesialis
terapi ngomong Inggris + pendongkrak PD”
Begitulah
bunyi kalimat yang terbaca di poster saat pertama kali saya sampai di office Mr.Bob. Beruntung, kami sampai di
waktu yang tepat. Tidak perlu waktu lama untuk melakukan registrasi. Dengan
ramah, Mas Agung melayani calon member
yang mengantri serta memberikan informasi dan rekomendasi tentang penyewaan
fasilitas yang baik disana.
Kami
tinggal di camp 4. Sebuah camp yang terluas disitu, dan dihuni
oleh sebanyak 20 orang member yang
berasal dari daerah yang berbeda-beda. Semuanya bersahabat. Kompak. Di waktu
senggang kami sering melewati waktu bersama di camp. Dan kekeluargaan pun tumbuh.
Hari
pertama di Kampung Inggris, dimulai dengan bertemu sahabat-sahabat baru di
kelas dan belajar dengan cara yang menyenangkan. Mr.Bob memiliki metode belajar
yang fun, rileks, dan tetap fokus.
Kami sering melakukan game-game seru
yang mengasah imajinasi dan kreativitas.
Selain
program utama berdasarkan paket yang kita pilih, ada 2 program harian bernama; morning class dan night class. Pada morning
class kita dilatih untuk menulis diari berbahasa Inggris secara konsisten
setiap paginya. Program ini berfungsi untuk menstimulasi kemampuan linguistik
kita dalam mengkomunikasikan sesuatu ke dalam tulisan. Selain itu, tentu saja
untuk memperbaiki kemampuan grammar
dan diksi dalam kepenulisan. Sementara di night
class, kita akan ditantang untuk percaya diri untuk public sharing di depan umum. Topik yang ingin dibicarakan tidak
dibatasi, asalkan berbahasa Inggris.
Beberapa
momen berkesan yang saya alami adalah di kelas. Saya ingat ketika berada di
kelas Speak Up 2. Sista, (tutor kami) sering membuat game yang selalu
berhubungan dengan motivasi hidup. Disana saya belajar banyak. Belajar untuk
merumuskan mimpi. Belajar menata mimpi lebih spesifik. Dan berani menulis dan
menceritakannya kepada kawan-kawan sekelas (dengan berbahasa Inggris). Dan kami
mengapresiasi satu sama lain. Bahkan mungkin seaneh apapun mimpi kita. Walau
mungkin terdengar tidak realistis. Tetapi bukankan mimpi pada awalnya adalah
hal yang asing bagi kenyataan, sama seperti Wright Brothers yang bermimpi
menciptakan sebuah mesin yang dapat membawa manusia terbang bebas di angkasa
bernama pesawat terbang? Maka kami belajar untuk berani memimpikannya. Sista
telah mengajarkan kami untuk berani bermimpi setinggi langit.
For the words, impression, memories, and
all the things that we have been through, thank you lovely!
Ecie promo :D
ReplyDeleteah, enggak kok. cuma niat baik.. haha
ReplyDeletehehe woke, izin copas ke blog saya ya min :D
ReplyDeletesipp.. :)
ReplyDelete