Monday, March 10, 2014

Hilang

Pukul dua pagi, lelaki itu terbangun dengan degap
Bukan karena mimpi buruk menyergap
Bukan pula karena bunyi weker yang akrab
Entah karena apa sebab, mungkin suhu udara yang biadab

Di meja kamarnya ada setumpuk kitab
Berbab-bab paragraf dan abjad
Juga bilangan nominal yang harus dihisab
Kesemuanya harus segera direhab

Lalu dilihatnya layar telepon menampilkan lima panggilan tak terjawab
Ia tergagap

***

Perempuan itu menyandarkan diri ke kursi
Di hadapannya meja berlaci
Dan sebuah cermin yang merefleksikan ilusi diri
Lalu diambilnya sebuah buku diari

Ia mencurahkan atensi
Pada lembaran tempat segala emosi
Tentu saja, menulis di pagi hari adalah tradisi
Ini semacam jenis kontemplasi

Dimana ia bebas merumuskan segala asumsi
Meskipun esok hari, ia tak akan pernah bisa memprediksi

***

Pada pukul dua pagi
Aku dan kau rutin hidup dalam ilusi

Dan saling menyesali apa yang pergi
Serangkai komunikasi; dan nilai yang teregresi



Maret 2014

No comments:

Post a Comment